Bandung Barat, (Mitraenamdua.com)_ Pilkada Kabupaten Bandung Barat (KBB) semakin mendekati hari pencoblosan dengan hanya tersisa 50 hari. Para calon bupati dan wakil bupati terus berlomba untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas mereka.
Ketua Pusat Kajian Politik Ekonomi dan Pembangunan, Holid Nurjamil, memberikan pandangannya terkait dinamika politik yang berlangsung saat ini.
Sejak dimulainya masa kampanye pada 25 September, seluruh pasangan calon telah aktif melakukan berbagai kegiatan sosialisasi, mulai dari pemasangan alat peraga kampanye (APK) hingga kegiatan blusukan.
Menurut Holid, tujuan utama dari langkah-langkah ini adalah untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas para calon.
“Dalam politik demokrasi, seseorang dengan elektabilitas serta popularitas tinggi memiliki peluang lebih besar untuk menang. Elektabilitas yang tinggi menunjukkan tingkat keterpilihan yang tinggi di masyarakat, namun ini tidak akan berarti jika tidak diimbangi dengan popularitas yang juga kuat,” ujar pernyataan Holid. Minggu, (06/10/2024).
Holid menjelaskan bahwa kombinasi antara elektabilitas dan popularitas yang tinggi akan menjadi kunci untuk memenangkan hati masyarakat, dan pada akhirnya memenangkan Pilkada KBB.
Berdasarkan data survei terbaru, pasangan calon HADE yang terdiri dari HK sebagai petahana dan Ade Sudrajat, menunjukkan tingkat popularitas yang bervariasi.
“HK memiliki popularitas di atas 90%, sementara Ade Sudrajat masih di bawah 5%. Namun, pasangan HADE tetap memiliki tingkat elektabilitas tertinggi,” tambah Holid.
Namun, Holid juga mengingatkan bahwa meskipun pasangan HADE saat ini berada di posisi teratas, kondisi ini masih dapat berubah.
“Survei menunjukkan bahwa sekitar 40% suara pemilih masih mungkin berubah jika ada isu atau peristiwa yang mempengaruhinya, dan sekitar 16% pemilih masih belum menentukan pilihan. Artinya, secara keseluruhan, sekitar 44% pemilih baru akan benar-benar menentukan pilihannya pada minggu terakhir menjelang pencoblosan,” ungkapnya.
Para calon lain yang ikut dalam kontestasi ini masih menghadapi tantangan besar. Tingkat popularitas mereka, menurut Holid, masih berada di bawah 60%, sehingga memerlukan strategi politik yang lebih agresif.
“Mereka harus menggunakan strategi ofensif dengan memperkuat sosialisasi agar dapat bersaing dengan pasangan HADE yang sudah lebih populer,” tegasnya.
Holid juga menyoroti beberapa faktor kunci yang akan mempengaruhi hasil Pilkada KBB. Pertama, luasnya wilayah KBB yang terdiri dari 165 desa dengan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) lebih dari 1,3 juta, menuntut setiap pasangan calon untuk tidak hanya mengandalkan figur atau ketokohan, tetapi juga kekuatan mesin politik yang solid.
“Tim pemenangan dan relawan yang memiliki infrastruktur politik hingga tingkat akar rumput sangat krusial, karena merekalah yang akan menggerakkan strategi politik pasangan calon,” kata Holid.
Selain itu, perubahan kepemimpinan nasional setelah pelantikan presiden dan pembentukan kabinet diprediksi akan berdampak pada konstelasi politik di daerah, termasuk KBB.
“Perubahan di tingkat nasional bisa mempengaruhi kepentingan elit politik lokal dan merubah peta kekuatan politik di KBB,” jelasnya.
Holid juga menyoroti pentingnya dukungan dana kampanye yang kuat untuk meningkatkan elektabilitas calon secara cepat.
“Jika pasangan calon didukung oleh anggaran kampanye yang cukup, mereka dapat melaksanakan program-program kampanye secara optimal,” tambahnya.
Namun, ia mengingatkan adanya ancaman terhadap demokrasi di KBB, yaitu tingkat toleransi terhadap politik uang yang masih tinggi, mencapai 60%.
“Ini menjadi ancaman serius yang bisa merubah peta kemenangan jika tidak diantisipasi dengan baik,” ujar Holid.
Menutup pernyataannya, Holid menggambarkan kompetisi Pilkada KBB seperti sebuah perjalanan menuju Jakarta dari Padalarang.
“Apakah para calon akan memilih kereta cepat Whoosh yang mahal, kereta Argo Parahyangan yang lebih murah, atau mobil lewat tol Cipularang? Waktu akan menunjukkan siapa yang akan mencapai tujuan dengan paling cepat,” pungkasnya.
Jurnalis : DM62
Sumber : Liputan
Editor : Mitraenamdua.com