Bandung Barat, (Mitraenamdua.com)_ Sebanyak 594 petani tembakau di Kabupaten Bandung Barat (KBB) kini resmi terdaftar sebagai peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan.
Pendanaan program ini bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2024, dengan premi sebesar Rp16.800 per bulan untuk perlindungan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM).
“Program ini mulai aktif sejak Oktober hingga Desember 2024, karena anggarannya baru tersedia di Triwulan IV,” ungkap Kepala Bidang Pelatihan, Produktivitas, Penempatan, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (P3TKT) Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) KBB, Dewi Andhani, saat dihubungi pada Senin, (25/11/2024).
Untuk tahun 2025, anggarannya besar kemungkinan sudah aman karena preminya akan dibayarkan sehingga petani pemegang kartu BPJS Ketenagakerjaan tersebut bisa memperoleh dana kompensasi apabila mengalami kecelakaan atau meninggal.
Dengan Adanya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) terbaru Nomor 72 Tahun 2024 tentang Penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT), yang mempengaruhi kebijakan bahwa para buruh petani tembakau dan petani cengkeh ini bisa memperoleh jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan.
Sebelumnya, dalam PMK Nomor 215 tahun 2021 belum secara tersurat mencantumkan pembayaran premi BPJS Ketenagakerjaan bagi buruh petani tembakau.
Penetapan Buruh Petanu Tembakau tahun 2024 ditetapkan oleh Surat Keputusan (SK) Bupati Bandung Barat.
Terkait jumlah petani tembakau yang mendapatkan Kartu PBJS Ketenagakerjaan, pada awalnya sebanyak 615-an orang. Namun hasil verifikasi dari BPJS ketenagakerjaan yang berhak memegang kartu tersebut hanya 594 orang.
“Yang lainnya terganjal persyaratan administrasi dan batas usia sudah lebih dari 65 tahun sehingga hanya 594 orang saja yang berhak memegang Kartu BPJS Ketenagakerjaan,” jelas Dewi.
Dewi menyebutkan petani tembakau yang ada di KBB berada wilayah Kecamatan Rongga, Gununghalu, Cipongkor, Sindangkerta, Cililin, Ngamprah dan Cipeundeuy.
“Yang mendapatkan Kartu BPJS Ketenagakerjaan ini, khusus ya untuk petani tembakau saja. Dan hanya di kecamatan-kecamatan itu ada pertanian tembakau,” imbuhnya.
Jurnalis : DM62
Sumber : Lipsus
Editor : Mitraenamdua.com