Cikalongwetan, (Mitraenamdua.com)_ Akses jalan dari dan ke arah Desa Mekarjaya Cikalongwetan lancar kembali sehingga bisa digunakan warga. Hal itu berkat kerja keras berbagai pihak dalam melakukan pengerukan material tanah longsoran yang menimpa jalan dimaksud.
Akibat jumlah kubikasi tanah sangat banyak, untuk menyingkirkan material tanah yang menimpa jalan tersebut tidak mungkin dilakukan secara manual dengan tangan manusia. Karena itu, pihak Pemdes Mekarjaya meminta bantuan Dinas PUTR untuk mengirimkan bantuan berupa alat berat. Dengan menggunakan beko dan buldozer, material tanah longsoran dapat disingkirkan dengan cepat.
“Alhamdulillah, berkat kerja sama yang dibangun berbagai pihak, jalan Muara Cipada bisa digunakan lagi,” ujar Kades Mekarjaya, Obar di sela-sela pembersihan sisa-sisa tanah yang dilakukan warga secara gotong royong.
Selama tiga hari aktivitas ekonomi warga Desa Mekarjaya tertahan karena terkendala longsoran tanah yang menimpa jalan Muara Cipada. Akibat jumlah titik longsor yang cukup benyak, terdapat perkampungan yang terisolir karena terhimpit longsoran.
“Banyaknya titik longsor, berakibat pada terisolirnya warga perkampungan Lemah Neundeut. Aktivitas mereka terhambat karena daerahnya terhimpit titik longsoran,” ungkap Obar.
Berkenaan dengan terbukanya kembali akses jalan tersebut, Obar menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu menyingkirkan material tanah dari jalan tersebut.
“Saya sampaikan terima kasih kepada berbagai pihak, terutama Pak Pj. Bupati sehingga jalan ini bisa kembali digunakan aktivitas ekonomi warga,” ungkapnya.
Seperti diketahui, akibat intensitas hujan yang sangat tinggi, tebing yang berada di sepanjang jalan Muara Cipada mengalami longsor. Tidak kurang dari empat titik longsoran tanah yang menutupi jalan Muara Cipada. Akibat kejadian itu, aktivitas warga Desa Mekarjaya terganggu karena jalan tersebut merupakan akses utama dan paling dekat menuju jalan nasional Cikalongwetan.
Terbukanya kembali akses jalan Muara Cipada membuat lega warga Desa Mekarjaya. Selama tiga hari mereka tidak dapat berbuat banyak untuk mencari nafkah karena terkendala akses jalan. Kalau saja lebih dari tiga hari aktivitas ekonomi mereka tertahan, bukan tidak mungkin akan berdampak buruk.
“Pada umumnya warga di sini bekerja sebagai buruh, kalau saja mereka tertahan untuk mencari nafkah lebih dari tiga hari, akibatnya sangat mengkhawatirkan,” kata Suhara, salah seorang tokoh masyarakat yang turut bergotong royong bersama warga lainnya.
Keberadaan jalan Muara Cipada menjadi urat nadi perekonomian warga Desa Mekarjaya, sehingga dengan kejadian tersebut, berdampak cukup signifikan.
“Jalan ini menjadi urat nadi perekonomian warga, sehingga keberadaannya sangat berarti,” pungkasnya.****