Bandung Barat, (Mitraenamdua.com)_ Bandung Raya, termasuk Kabupaten Bandung Barat (KBB), tengah menghadapi ancaman darurat sampah. Prima Ayuningtyas, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat, menegaskan pentingnya kerjasama semua pihak dalam mengatasi permasalahan ini.
“Penanganan sampah adalah tanggung jawab bersama. Sampahmu adalah sampahmu, sampahku adalah sampahku,” ungkap Prima saat meninjau penanganan sampah di Jembatan Merah, Kecamatan Batujajar, KBB, Jumat, 14 Juni 2024.
Prima mengapresiasi upaya yang telah dilakukan selama tiga hari penanganan sampah di aliran Sungai Citarum.
“Alhamdulillah, memasuki hari ketiga, sekitar 75% sampah sudah terangkat. Ini berkat ratusan warga yang tergabung dalam berbagai komunitas, berkolaborasi dengan tim gabungan dari Satgas Citarum Harum, Kodam III Siliwangi, Daskar, BPBD Provinsi Jawa Barat dan KBB, hingga para pelajar,” jelasnya.
Lebih lanjut, Prima menjelaskan bahwa sampah sementara akan ditampung dan dipilah di sektor Citarum Harum sebelum dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Sarimukti, yang saat ini mengalami kelebihan kapasitas akibat kebakaran.
“Pemerintah berharap TPA baru di Pasir Nangka yang direncanakan selesai pada 2028 dapat membantu mengatasi masalah ini,” ujarnya.
Prima mengingatkan masyarakat untuk tidak meremehkan penanganan sampah. “Bandung Raya akan mengalami darurat sampah jika tidak ditangani bersama sejak dini, dari hulu hingga hilir, dari rumah-rumah hingga TPA,” tegasnya.
Pemerintah Desa akan menjadi ujung tombak dalam hal ini, dan koordinasi dengan seluruh kepala daerah untuk mengalokasikan dana desa bagi penanganan sampah akan segera dilakukan.
Senada dengan itu, Mayjen TNI Purn Dedi Kusnadi, Ketua Harian Satgas Citarum Harum, menekankan pentingnya tanggung jawab bersama dalam menangani sampah di Sungai Citarum.
“Penanganan sampah di DAS harus menjadi tanggung jawab bersama agar terhindar dari darurat sampah yang diperkirakan bisa terjadi di Bandung Raya,” tuturnya.
Dia juga menyoroti pentingnya edukasi, sosialisasi, dan terobosan teknologi untuk daur ulang sampah menjelang program “Bandung Raya Zero Sampah”. “Terima kasih kepada seluruh unsur masyarakat dan media yang telah berpartisipasi dalam penanganan sampah.
Darurat sampah tidak akan terjadi jika kita bisa mengimplementasikan hidup bersih yang dimulai dari diri sendiri. Sampahmu adalah sampahmu, sampahku adalah sampahku,” pungkas Dedi.
Ancaman darurat sampah di Bandung Raya ini menjadi pengingat bagi semua pihak akan pentingnya peran aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan. Hanya dengan kerja sama yang kuat, ancaman ini dapat diatasi.
Jurnalis : HM62
Sumber : Liputan
Editor : Mitraenamdua.com