MITRAENAMDUA.COM – CIHAMPELAS. Sejak hari pertama bulan Ramadhan, di kiri dan kanan jalan Cihampelas dipenuhi oleh pedagang kagetan yang mangkal setiap bulan Ramadhan. Mereka menjajakan penganan tajil yang biasa disantap saat berbuka puasa.
Rasid, salah seorang pedagang yang biasa mangkal di perempatan Cihampelas dengan menjajakan gorengan mengungkapkan bahwa suasana demikian menjadi agenda rutin tahunan, setiap bulan Ramadhan. Biasanya, pedagang yang mangkal di sekitar perempatan Cihampelas tidak lebih dari 30 pedagang. Tapi sejalan dengan memasuki bulan Ramadhan, pedagang semakin bertambah, mencapai ratusan pedagang.
“Pada hari biasa, pedagang yang mangkal di sepanjang jalan Cihampelas ini tidak lebih dari 30 orang, tapi sejak puasa jumlah pedagang semakin banyak dengan menjajakan aneka makanan untuk berbuka puasa,” tuturnya kepada Mitraenamdua.com di tempat mangkal permanennya, Rabu (27/03/24).
Para pedagang yang mangkal musiman menjajakan berbagai jenis makanan untuk buka puasa. Mereka menjajakannya mulai sebelum perempatan Cihampelas sampai Pasar Mekarmukti, sepanjang lebih dari setengah kilometer. Konsumen yang membeli jajanan buka puasa tersebut, selain masyarakat sekitar Cihampelas, lebih didominasi oleh para santri dari Pesantren Darul Falah. Para pembeli tumpah ruah di sepanjang pinggir jalan untuk membeli makanan sesuai kesukaan masing-masing.
“Alhamdulillah, pembelinya kebanyakan para santri pesantren yang bercampur dengan masyarakat sekitar Cihampelas,” tuturnya.
Bulan Ramadhan telah memberi keberkahan tersendiri bagi para pedagang di sepanjang jalan tersebut. Mereka mangkal mulai sore hari sampai larut malam. Pembeli paling ramai menjelang buka puasa, mulai pukul 17.00 sampai 16.00. Akibat ramainya, tidak jarang membuat kemacetan sekitar jalan Cihampelas sampai Mekarmukti.
“Sore menjelang buka puasa jalanan macet. Tapi tidak apa, kami senang saja karena ini menjadi berkah di bulan Ramadhan” ungkap Ujang, salah seorang pedagang sop buah.
Sekalipun demikian, keramaian di sepanjang jalan tersebut tidak berlangsung sebulan penuh. Menjelang perayaan Idul Fitri para santri yang jumlahnya ribuan mulai pulang ke kampung masing-masing, sehingga keramaian di sepanjang jalan sedikit berkurang.
“Biasanya seminggu menjelang Idul Fitri, kondisinya tidak seramai awal puasa karena para santri sudah mulai pulang kampung,” pungkasnya.****
Pemkab Garut Apresiasi Haul Akbar As-Syayikh Muhammad Umar Basri dan Harlah Ponpes Fauzan
GARUT, MITRAENAMDUA. COM - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut mengapresiasi pelaksanaan Haul Akbar As-Syayikh Muhammad Umar Basri ke-92 dan Hari...
Read moreDetails