Dadang A. Sapardan
(Camat Cikalongwetan, Kab. Bandung Barat)
Suatu waktu berkesempatan menghadiri kegiatan yang diselenggarakan di SMAN 1 Cikalongwetan. Pada kegiatan dimaksud diminta untuk memberikan sambutan di depan para peserta pelatihan untuk siswa SMA. Pelatihan yang diselenggarakan atas kerja sama FEKRAF Kab. Bandung Barat bersama SMAN 1 Cikalongwetan mengusung tema Pelatihan Digital Marketing danVideografi. Kegiatan diikuti ratusan siswa yang menjadi peserta. Dari raut muka yang diperlihatkannya terlihat ekspresi senang dan antusias akan kegiatan yang mereka ikuti. Hal itu dimungkinkan karena materi yang disampaikan narasumber merupakan aktivitas keseharian para peserta yang memanfaatkan perangkat digital untuk kehidupannya.
Masyarakat era kini telah memanfatkan berbagai platform digital dalam menopang berbagai sisi kehidupannya. Mereka sudah dapat menikmati berbagai kemudahan dengan mengoptimalkan peran perangkat digital dalam sebagian besar sektor kehidupan. Beberapa kebutuhan kehidupan masyarakat dapat terpenuhi melalui aktivitas dengan memanfaatkan perangkat digital di tangannya. Fenomena tersebut menunjukan bahwa melalui era digital, masyarakat telah diberi kemudahan dalam mengarungi kehidupan.
Tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan perangkat digital telah mampu memobilisasikan berbagai sektor kehidupan. Dengan perangkat digital di tangan, pengetahuan secara cepat, murah, dan masiv dapat diperoleh. Masyarakat pemilik perangkat digital tinggal meng-klik perangkatnya untuk mendapatkan pengetahuan yang diinginkannya. Demikian pula pada sektor perekonomia, berbagai kemudahan telah diperoleh dalam perangkat digital. Berbagai kebutuhan bisa dengan segera didapat oleh masyarakat melalui pemanfaatan perangkat digital.
Dengan fenomena tersebut, keberadaan perangkat ini telah melahirkan disrupsi pada sebagian besar pranata kehidupan masyarakat. Beberapa pola kehidupan yang selama beberapa puluh bahkan ratus tahun menggerakkan denyut nadi kehidupan masyarakat, mau tidak mau harus tergerus dengan pola kehidupan baru. Pola kehidupan bernuansa pemanfaatan perangkat digital.
Sejak beberapa tahun ke belakang, berbagai ranah kehidupan sudah mulai berubah. Terjadi disrupsi teknologi dalam berbagai ranah kehidupan termasuk di antaranya ranah ekonomi. Saat ini masyarakat sudah terbiasa memanfaatkan belanja daring (dalam jaringan) dengan memanfaatkan platform belanja online sebagai medianya. Menjamurnya platform belanja online ini berbanding lurus dengan menjamurnya jasa pengiriman barang. Kenyataan demikian telah mengubah budaya kehidupan ekonomi dengan luring (luar jaringan) yang telah lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.
Fenoma disrupsi telah pula menumbangkan sejumlah perusahaan yang tidak dapat melakukan adaptasi dengan cepat dan tepat. Bagaimana mall berguguran karena mudahnya perolehan kebutuhan melalui marketplace. Tidak sedikit perusahaan media cetak yang mengalami kebangkrutan karena kalah bersaing oleh media daring yang bisa menyajikan informasi secara realtime. Bahkan, peran televisi yang selama beberapa puluh tahun ke belakang merajai dinamika hiburan masyarakat, sedikit demi sedikit tergeser dengan keberadaan media daring. Semua informasi yang dibutuhkan dapat tersaji dalam genggaman tangan.
Perubahan pola kehidupan ekonomi melalui pemanfaatan perangkat digital semakin masiv dalam denyut nadi kehidupan masyarakat. Masiv-nya masyarakat dalam memanfaatkan perangkat digital tentu tidak dapat dihindari oleh siapapun. Masyarakat tidak dapat melarikan diri dari fenomena kehidupan digital. Mereka harus dapat menghadapi fenomena ini dan tidak mungkin membiarkan begitu saja tanpa antisipasi untuk menyikapinya. Masyarakat harus mampu mengimbangi fenomena yang berlangsung sehingga tidak mudah termarginalisasikan dari pusaran kehidupan era digital.
Demikian pula dengan para generasi muda, mereka harus terus di-drill dan diberi pemahaman komprehensif untuk dapat memanfaatkan berbagai fasilitas yang disediakan dalam perangkat digital. Mereka harus terus dikuatkan untuk dapat mengimbangi fenomena kehidupan dalam pusaran era digital.
Para calon wirausaha muda yang memiliki potensi di masa depan harus mulai diberi penyadaran bahwa kemajuan berwirausaha tidak dapat disikapi dengan menggunakan pola lama yang menyandarkan diri pada pola luring. Mereka tidak dapat menihilkan peran perangkat digital dalam melakukan pemasaran berbagai produk yang dibuatnya. Mereka harus diajak terjun dalam pusaran era digital, sehingga produk-produk yang dihasilkannya memiliki jangkauan distribusi yang lebih luas. Mereka harus didorong untuk familiar dengan perangkat digital dalam melakukan pemasaran dari setiap produk yang dihasilkannya.
Adalah menjadi tanggung jawab para pemangku kepentingan untuk dapat menampilkan sosok berkecakapan digital yang mumpuni pada berbagai sektor, termasuk sektor ekonomi. Para akademisi, organisasi profesi, dunia usaha, pemerintah daerah, kementerian/lembaga, serta pihak lainnya harus terus membangun kolaborasi dalam menampilkan sosok pelaku ekonomi yang mampu mengimbangi dinamika perkembangan era digital.
Berbagai langkah bisa dilakukan melalui kolaborasi para pemangku kepentingan. Kegiatan pelatihan, sosialisasi, workshop, dan sejenisnya menjadi langkah yang bisa dilakukan untuk menguat kapasitas para generasi muda. Dengan kegiatan itu mereka diharapkan mampu memanfaatkan kecanggihan perangkat digital untuk transaksi ekonomi, termasuk melakukan pemasaran berbagai produk yang dibuatnya.
Kebersamaan dari berbagai pemangku kepentingan inilah yang diharapkan dapat terbangun untuk dapat memberi pemahaman komprehensif kepada masyarakat, terutama para generasi muda yang diharapkan menjadi pelaku ekonomi di masa depan. ****DasARSS.