Bandung Barat, (Mitraenamdua.com)_ Sebagian badan jalan cor beton di Kampung Leuweung Datar, Desa Cicangkang Girang, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat (KBB), mengalami kerusakan parah setelah ambles hingga kedalaman dua meter.
Kejadian ini mengganggu arus lalu lintas dari arah Sindangkerta menuju Celak dan sebaliknya. Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Bandung Barat langsung terjun ke lokasi untuk melakukan upaya penanganan, Selasa (12/11/2024).
Kepala Dinas PUTR KBB, H. Mohamad Ridwan, menyebutkan bahwa jalan sepanjang 44 meter tersebut ambruk diduga akibat pergeseran tanah yang disebabkan oleh sedimentasi saluran air dan rembesan yang terjadi di area tersebut.
“Kami menduga penyebabnya adalah sedimentasi saluran air dan rembesan yang menyebabkan tanah bergeser, hingga mengakibatkan jalan terperosok dan patah,” ungkap Ridwan di lokasi kejadian.
Sebagai langkah awal, pihak PUTR telah melakukan pemasangan rambu peringatan dan police line untuk mengamankan lokasi serta membuat tali air yang mengarah ke sungai di bawah jalan.
“Kami telah memasang rambu-rambu dan police line sebagai langkah pengamanan. Kami juga akan membuat tali air hingga sungai di bawah jalan untuk mengurangi risiko tambahan,” jelasnya.
Ridwan menjelaskan bahwa langkah selanjutnya adalah melakukan analisis lebih mendalam untuk menentukan metode rekonstruksi yang tepat.
“Saat ini kami tengah menyiapkan desain rekonstruksi sambil melakukan analisa dengan metode sondir, untuk mengetahui titik keras tanah di lokasi ini. Apakah nantinya kita akan menggunakan beton toska atau konstruksi bronjong, semuanya tergantung hasil sondir, karena ini memerlukan penelitian yang cermat,” tuturnya.
Tidak hanya di titik ini, Ridwan juga mengungkapkan adanya dua lokasi lain di poros jalan Sindangkerta-Celak yang berpotensi mengalami pergeseran tanah.
“Di sepanjang poros jalan Sindangkerta-Celak, ada dua titik yang berpotensi rawan pergeseran tanah, selain di sini, satu lagi di titik atas di Kampung Leuweung Datar,” tambahnya.
Ridwan menambahkan bahwa realisasi penanganan lebih lanjut kemungkinan akan dimasukkan dalam anggaran tahun 2025 setelah seluruh analisis dan desain selesai dilakukan.
“Proses rekonstruksi penuh mungkin baru bisa terlaksana tahun depan, karena masih menunggu hasil analisis yang tengah berjalan,” imbuhnya.
Di akhir pernyataannya, Ridwan mengimbau kepada warga setempat untuk selalu berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan, terutama di lokasi-lokasi yang rawan longsor, mengingat curah hujan di Bandung Barat yang cukup tinggi.
“Kami menghimbau warga untuk tetap berhati-hati dan memperhatikan rambu-rambu yang sudah kami pasang, terlebih dengan kondisi curah hujan yang tinggi di wilayah Bandung Barat,” tutupnya.
Jurnalis : HM62
Sumber : Liputan
Editor : Mitraenamdua.com