Bandung Barat, (Mitraenamdua.com)_ Pemerintah Kabupaten Bandung Barat terus menunjukkan komitmen dalam percepatan penurunan stunting melalui program inovatif Perangkat Daerah Peduli Ibu Hamil dan Balita Berisiko Stunting atau PELITA BENING.
Salah satu intervensi spesifik yang dilakukan adalah pemberian tambahan protein hewani berupa telur ayam dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal bagi balita serta ibu hamil dengan masalah gizi.
Kepala Dinas Kesehatan Bandung Barat, Dr. dr. H. Ridwan Abdullah Putra, SpOG, Subsp.KFM, CH menjelaskan bahwa program ini telah dimulai sejak 11 November 2024.
“Kami memberikan telur ayam sebagai sumber protein hewani untuk balita dan ibu hamil yang mengalami masalah gizi. Jumlah sasarannya mencapai 34.334 orang, terdiri dari balita dengan weight faltering, balita underweight, serta ibu hamil berisiko Kekurangan Energi Kronis (KEK),” ungkapnya. Selasa, (19/11/2024).
Ridwan merinci, balita weight faltering sebanyak 30.358 anak diberikan satu butir telur per hari selama 14 hari, balita underweight sebanyak 2.734 anak diberikan satu butir telur per hari selama 28 hari, serta 1.242 ibu hamil KEK diberikan dua butir telur per hari selama 60 hari.
Selain itu, penanganan balita kurus (wasting) dan ibu hamil KEK juga dilakukan melalui pemberian PMT lokal. Sebanyak 1.740 anak balita wasting dan 1.127 ibu hamil KEK dibiayai melalui dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), sementara 300 balita wasting dan 200 ibu hamil KEK dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Ridwan menambahkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan asupan gizi, terutama protein hewani, yang sangat penting bagi pertumbuhan anak dan janin dalam kandungan.
“Dengan terpenuhinya kebutuhan gizi, kita dapat mencegah terjadinya stunting,” tegasnya.
Tren penurunan prevalensi stunting di Kabupaten Bandung Barat juga menunjukkan hasil yang menggembirakan. Berdasarkan data rutin, prevalensi stunting saat ini berada di angka 4,95%, turun dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 5,16%. Hasil survei juga mencatat penurunan dari 27,3% pada tahun 2022 menjadi 25,1% di tahun 2023.
Keberhasilan ini tak lepas dari upaya kolaboratif lintas sektor. “Penanganan stunting memerlukan intervensi sensitif dari semua pihak, termasuk pemerintah daerah, organisasi masyarakat, dan dunia usaha,” jelas Dr. dr. H. Ridwan Abdullah Putra.
Dengan dukungan besar dari berbagai pihak, Kabupaten Bandung Barat optimis dapat mencapai target penurunan stunting sebesar 17% pada tahun 2024.
“Melalui program PELITA BENING, insya Allah, kami berharap Kabupaten Bandung Barat bisa mencapai zero new stunting,” pungkasnya.
Program ini menjadi salah satu contoh nyata bagaimana pendekatan kolaboratif dan inovatif dapat mempercepat pencapaian target pembangunan kesehatan di daerah.
Jurnalis : DM62
Sumber : Liputan
Editor : Mitraenamdua.com