Bandung Barat, (Mitraenamdua.com)_ Haris Bunyamin, Ketua Kampung Yayasan An-Nahl, menggugah perhatian publik terhadap peran penting masjid dalam membangun peradaban Islam yang komprehensif.
Dalam wawancaranya, Haris menyampaikan visi penuh semangat terkait transformasi masjid menjadi pusat kegiatan yang berorientasi pada pembangunan peradaban.
“Kampung Yayasan An-Nahl merupakan bagian dari gerakan ‘Membangun Peradaban’ dengan fokus pada peran sentral masjid dalam menciptakan perubahan yang substansial,” ujar Haris saat ditemui awak media. Kamis, (16/05/2024).
Menurut Haris, persepsi masyarakat terhadap masjid masih terbatas pada fungsi sebagai tempat ibadah semata. “Banyak yang masih menganggap masjid hanya untuk sholat, sementara kegiatan lain dianggap tidak pantas dilakukan di dalamnya,” tambahnya.
Haris menyoroti perlunya manajemen modern dalam pengelolaan masjid, terutama melibatkan generasi muda melalui Badan Koordinator Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI).
“Masjid harus menjadi pusat kegiatan yang relevan bagi generasi muda agar dapat mengimbangi perkembangan peradaban saat ini,” paparnya.
Ia juga mengkritisi minimnya gerakan Islam yang memadukan nilai-nilai agama dengan dinamika zaman modern. “Saat ini kita melihat popularitas platform seperti TikTok, Facebook, dan Instagram merajalela, namun gerakan Islam yang serupa belum mencapai momentum yang sama,” ungkapnya.
Haris menjadikan Masjid As Siddiq, sebagai contoh percontohan yang baik dalam membangun peradaban. “Masjid pemerintah daerah kbb harus menjadi pusat gerakan keumatan yang fokus pada pembangunan sistem ekonomi dan pendidikan Islam,” jelasnya.
Sebagai teladan, Haris menunjuk keberhasilan beberapa masjid seperti Masjid Salman ITB dan Masjid Istiqamah Bandung yang aktif dalam menggerakkan peradaban Islam.
“Kita perlu mencontoh manajemen masjid yang berhasil seperti Al-Irsyad di Kota Baru Parahyangan, yang telah membuktikan bahwa masjid dapat menjadi pusat pendidikan dan kegiatan dakwah yang efektif,” tandasnya.
Haris juga menekankan peran masjid dalam membentuk karakter dan mental spiritual individu, terutama di kalangan birokrasi. “Masjid harus menjadi pusat perbaikan mental dan spiritual untuk mempengaruhi kualitas birokrasi di Bandung Barat,” katanya.
Dalam menjalankan misinya, Haris berharap agar Masjid As Siddiq dapat menjadi pusat kegiatan yang inklusif, melibatkan remaja masjid, diskusi dakwah, dan arahan pendidikan bagi siswa SMA. “Anak-anak muda perlu diarahkan dan dilibatkan dalam kegiatan positif di masjid untuk membangun karakter yang baik,” tutup Haris Bunyamin dengan harapan yang tinggi.
Dengan semangat yang membara, Haris Bunyamin terus mengadvokasi peran penting masjid sebagai pilar utama dalam membangun peradaban yang berkeadilan dan berdaya saing.
Jurnalis : DM62
Sumber : Liputan
Editor : Mitraenamdua.com