Bandung Barat, (Mitraenamdua.com)_ Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat (KBB) secara resmi mengukuhkan Emergency Medical Team (EMT) Tipe 1 Sub Klaster Pelayanan Kesehatan dalam sebuah kegiatan yang berlangsung selama dua hari, yaitu 25-26 November 2024.
Acara ini dilaksanakan di Hotel Novena, Kecamatan Lembang, dan dihadiri oleh berbagai tokoh penting dari tingkat kabupaten hingga nasional.
Tim EMT ini dibentuk juga dalam rangka antisipasi kejadian krisis kesehatan emergency yang terjadi saat pemungutan suara pada pemilukada serentak Rabu 27 November akan datang.
Tim EMT yang dikukuhkan terdiri dari 36 dokter, 66 perawat, 6 apoteker, 2 koordinator logistik, dan 2 tenaga admin. Pengukuhan dilakukan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan KBB, DR. dr. H. Ridwan Abdullah Putra, Sp.OG, Sub.Sp.KFM, CH, serta dihadiri oleh Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Dr. Sumarjaya, SKM, MM, MFP, CFA. Laporan ketua panitia disampaikan oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, dr. Hj. Lia N. Sukandar, M.M.Kes.
Dalam sambutannya, Dr. Ridwan menegaskan pentingnya kesiapan menghadapi krisis kesehatan di tengah potensi bencana alam, seperti gempa akibat pergerakan Sesar Lembang.
“Kementerian Kesehatan tengah melakukan transformasi sistem kesehatan berbasis enam pilar, salah satunya adalah sistem ketahanan kesehatan. EMT merupakan salah satu upaya strategis untuk menciptakan kesiapan mitigasi dan respon yang tangguh terhadap krisis kesehatan,” ujarnya. Senin, (25/11/2024).
Selain pengukuhan EMT, kegiatan ini juga menjadi momen peluncuran hotline pengaduan krisis kesehatan. Nomor 0851-8336-0119 kini resmi dapat dihubungi masyarakat untuk melaporkan kondisi darurat selama proses pemungutan suara atau dalam situasi lainnya.
Pembentukan EMT bertujuan untuk memastikan ketersediaan tenaga medis yang dapat dimobilisasi dalam situasi darurat.
“Tenaga Cadangan Kesehatan (TCK) ini disiapkan sejak masa pra-krisis. Kami harus tanggap bencana, jangan gagap bencana. Jika dibutuhkan, EMT Kabupaten Bandung Barat siap ditugaskan, baik di tingkat nasional maupun internasional,” tegas Dr. Ridwan.
Sejalan dengan itu, narasumber dari Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI, Tim Kerja Kesehatan Haji dan Bencana Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, serta praktisi dari Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (HIPGABI) Jawa Barat turut memberikan pembekalan kepada peserta.
Materi yang diberikan mencakup manajemen risiko bencana dan keterampilan khusus dalam penanganan kegawatdaruratan medis.
Pentingnya pembentukan EMT juga didukung fakta bahwa Kabupaten Bandung Barat berada di wilayah rawan bencana, terutama akibat pergerakan Sesar Lembang.
Menurut penelitian, sesar aktif sepanjang 29 km ini bergerak hingga 3 mm per tahun dan bertemu dengan Sesar Cimandiri di Kecamatan Padalarang. Hal ini meningkatkan risiko gempa bumi yang dapat berdampak besar bagi masyarakat.
“Pemahaman dan penerapan manajemen risiko bencana menjadi langkah penting untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan. EMT adalah garda terdepan dalam memberikan pelayanan medis kepada masyarakat terdampak,” kata Dr. Sumarjaya.
Dr. Ridwan menyampaikan harapannya agar EMT yang baru dikukuhkan dapat bertugas sesuai kapasitas dan kompetensi mereka.
“Kami percaya tim ini akan menjadi bagian penting dari sistem kesehatan Kabupaten Bandung Barat yang tangguh. Bersama-sama, kita akan memastikan masyarakat mendapat layanan kesehatan terbaik dalam setiap situasi,” tutupnya.
Dengan semangat kolaborasi dan komitmen yang tinggi, Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat optimistis mampu menghadapi tantangan krisis kesehatan di masa mendatang.
Jurnalis : DM62
Sumber : Lipsus
Editor : Mitraenamdua.com