Jakarta, (Mitraenamdua.com)_ Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan ucapan pamit kepada jajaran Ketua dan anggota Komisi I DPR RI dalam rapat kerja terakhir antara Komisi I dengan Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
Rapat tersebut digelar dengan agenda pembahasan sejumlah RUU terkait kerja sama pertahanan, dalam rapat yang berlangsung di Gedung DPR RI, Rabu (25/9/2024).
Prabowo menyampaikan permohonan maaf kepada Komisi I DPR RI setelah lima tahun bermitra dengan Kemenhan.
Ia menegaskan bahwa seluruh tugas dan kebijakan yang dijalankannya sebagai Menteri Pertahanan semata-mata untuk kepentingan bangsa dan negara.

“Saya mohon maaf apabila dalam pekerjaan saya selama 5 tahun sebagai Menteri Pertahanan ada sesuatu yang mengecewakan saudara-saudara sekalian,” ujar Prabowo dengan nada serius namun bersahaja.
Lebih lanjut, Prabowo menekankan bahwa seluruh upaya yang dilakukan selama masa jabatannya bertujuan untuk menjaga kedaulatan serta keselamatan bangsa Indonesia.
“Setiap langkah yang saya ambil adalah untuk melindungi kepentingan rakyat dan menjaga kedaulatan negara kita,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga mengapresiasi pengabdian yang ditunjukkan oleh jajaran Ketua dan anggota Komisi I DPR RI selama masa kerjanya.
Ia berharap dapat melanjutkan kerja sama dengan mereka di masa depan demi kepentingan bangsa.
“Dengan demikian, saya mohon diri kepada saudara-saudara. Atas nama seluruh jajaran Kementerian Pertahanan, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas dedikasi Bapak Ibu sekalian. Semoga kita terus bekerja sama untuk membangun bangsa dan negara,” sambungnya.
Prabowo mengakhiri sambutannya dengan keyakinan bahwa sinergi antara eksekutif dan legislatif akan menjadi landasan kuat dalam menghadapi tantangan-tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia ke depan.
“Tugas yang lebih besar menanti kita semua. Terima kasih, semoga Tuhan menyertai pengabdian Bapak Ibu, dan semoga Indonesia selalu kuat dan jaya,” pungkasnya.
Usai menyampaikan pidato pamitnya, Prabowo mendapat standing applause dari para anggota Komisi I DPR RI.
Kejadian tersebut menggambarkan rasa hormat dan apresiasi tinggi atas dedikasi yang telah ditunjukkannya selama lima tahun terakhir.
Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid, mengaku terharu dengan pamitnya Prabowo. Ia pun memimpin pengambilan keputusan terkait RUU kerja sama pertahanan dengan lima negara yang disetujui untuk menjadi undang-undang.
“Jadi terharu ya. Saya harus ketok dulu, pemerintah sudah menyetujui RUU pertahanan kerja sama dengan lima negara untuk disetujui menjadi UU,” ungkap Meutya dengan nada bergetar.
Tidak hanya mendapat apresiasi dalam bentuk standing applause, Prabowo juga menerima buket bunga matahari dari anggota Fraksi Partai Golkar, Nurul Arifin.
Buket tersebut diserahkan setelah masing-masing fraksi membacakan pendapat akhir mereka terkait RUU Kerja Sama Bidang Pertahanan.
Nurul Arifin menyampaikan bahwa perjuangan Prabowo dalam mengabdi kepada negara sangat menginspirasi. “Pengabdian beliau yang tanpa henti adalah inspirasi bagi kita semua,” katanya.
Secara terpisah, Meutya Hafid menjelaskan makna simbolis di balik pemberian bunga matahari kepada Prabowo.
Menurutnya, bunga matahari tidak hanya dipilih karena warnanya yang identik dengan Golkar, tetapi juga karena melambangkan manfaat yang luas bagi banyak orang.
“Fraksi Golkar memberikan bunga matahari bukan hanya karena kuningnya saja, tapi Insya Allah beliau bisa menjadi manfaat bagi orang banyak, seperti matahari,” ujar Meutya penuh harap.
Jurnalis : MA M62
Sumber : Rilis
Editor : Mitraenamdua.com