Bandung Barat, (Mitraenamdua.com)- SDN Babakan Talang di Desa Cibedug Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB) akhirnya benar-benar ambruk akibat pergerakan tanah Rabu (28/2) sekitar pukul 18.00 WIB.
“Hampir 80 persen bangunan sekolah ambruk. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu, karena sudah beberapa hari sekolah tersebut dikosongkan,” kata Plt Kepala Pelaksana BPBD KBB, Asep Sehabudin melalui Sekretaris BPBD KBB Agus Soemartono, Kamis (29/2).

Agus menyebut sejak 19 Februari 2024 pergerakan tanah sudah terjadi di Kampung Gombong, RT 04/RW 23, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga. Hujan yang turun setiap hari memperparah retakan tanah menjadi semakin lebar. Bahkan dibeberapa titik tanah yang retak ambles sedalam 1 meter.
“Pergerakan tanah semakin masif dan masih terus berlangsung hingga kini. Bahkan pergerakan tanah sudah menuju ke aliran Sungai Cidadap. Tidak hanya bangunan sekolah ada beberapa rumah juga rusak,” ungkapnya.
Total ada 48 kepala keluarga (KK) atau 192 jiwa yang harus diungsikan ke Gedung Islamic Center. Baik rumah rusak berat dan juga warga terdampak masih dalam pendataan.
“Kebutuhan mendesak berdasarkan investigasi adalah tenda pleton dapur umum dan alas tidur buat warga,” Jelas Agus
Pihaknya sejak beberapa hari lalu sudah mengirimkan surat ke Badan Geologi untuk meminta kajian geologi ke Kampung Gombong. Rencananya, Badan Geologi akan turun ke lapangan pada Senin depan.
Sebelumnya beredar dimedia sosial, SDN Babakan Talang Desa Cibedug sejak 21 Februari 2024 hingga sekarang dikosongkan. Pasalnya, halaman, lantai, dan dinding bangunan retak-retak akibat terdampak pergerakan tanah.
Kepala Bidang SD pada Dinas Pendidikan KBB, Wawan Hernawan, mengatakan untuk sementara kegiatan belajar mengajar (KBM) dipindahkan ke MTs. Hal itu untuk mencegah terjadinya kejadian tidak diinginkan.
“Proses KBM di SDN Babakan Talang Desa Cibedug Rongga harus dipindahkan ke sekolah lain karena kondisinya belum dipastikan aman,” kata Kepala Bidang SD pada Dinas Pendidikan KBB, Wawan Hernawan.
Diketahui, pergerakan tanah sudah terjadi sejak 19 Februari 2024. Namun karena setiap hari terus diguyur hujan akibatnya retakan tanah terus meluas.
“Karena keterbatasan ruangan di MTs, belajar siswa dari kelas 1-6 harus dilaksanakan bergantian. Ada yang masuk pagi dan siang,” ujarnya.
***Sujud