Bandung Barat, (Mitraenamdua.com)_ Tim Percepatan Penanggulangan Stunting (TPPS) Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat, menggelar evaluasi program Pelita Bening di Teras Kecamatan Cikalongwetan pada Kamis (07/11/2024).
Evaluasi ini menjadi langkah penting untuk memastikan keberhasilan distribusi telur tahap pertama yang ditujukan bagi balita dengan kondisi wasting dan underweight serta ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK).
Camat Cikalongwetan, Dadang A. Sapardan, menyatakan bahwa evaluasi tersebut berfokus pada identifikasi kendala teknis dalam penyaluran bantuan telur.
“Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui berbagai kendala dalam proses pendistribusian telur bagi warga penerima manfaat,” ujarnya di hadapan para peserta evaluasi.
Hadir dalam kegiatan ini antara lain Danramil, perwakilan Polsek, Kepala KUA, perwakilan dari UPT DP2KBP3A, Sekretaris Kecamatan, Kepala Puskesmas (PKM) Rende dan Cikalongwetan, Kepala TU PKM, serta tim gizi Puskesmas.
Pada pertemuan ini, para peserta juga menggarisbawahi pentingnya akurasi data penerima manfaat guna menghindari kesalahan sasaran.
“Akurasi data warga penerima manfaat harus diperhatikan sehingga tidak salah sasaran,” tegas Dadang.
Dalam diskusi, sejumlah permasalahan terkait distribusi telur di setiap desa di bawah asistensi bidan dan tim gizi Puskesmas diidentifikasi. Evaluasi ini memberikan solusi agar kendala yang ditemukan tidak terulang pada tahap distribusi berikutnya.
“Beberapa permasalahan harus dicarikan solusinya sehingga pada distribusi berikutnya tidak terjadi lagi,” pungkasnya.
Kepala Puskesmas Cikalongwetan, Yulius Stefanus, menjelaskan bahwa pengadaan telur ini merupakan inisiatif Dinas Kesehatan yang teknis distribusinya dikelola oleh pihak Puskesmas.
Demi memastikan ketepatan sasaran, Puskesmas bekerja sama dengan bidan desa dan kader untuk memverifikasi serta memvalidasi data penerima bantuan.
“Dalam distribusinya, kami bekerja sama dengan bidan desa dan kader,” jelas Yulius, menekankan pentingnya kolaborasi untuk ketepatan sasaran.
Proses penyortiran telur sebelum didistribusikan juga dilakukan oleh kader bersama bidan desa dan tim gizi untuk memastikan kualitas telur yang diterima warga.
Yulius menambahkan bahwa jika ditemukan telur yang rusak, pihaknya segera berkoordinasi dengan penyedia agar telur tersebut diganti.
“Sebelum pendistribusian, kami melakukan penyortiran telur dan segera meminta ganti untuk telur yang rusak kepada penyedia,” ujarnya, menyoroti upaya menjaga kualitas bantuan yang diberikan.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Rende, Fariza Dono Prasetyo, mengungkapkan bahwa sebagai bentuk pengawasan konsumsi telur oleh penerima bantuan, warga diwajibkan melaporkan konsumsi telur melalui foto yang diunggah di grup WhatsApp.
Hal ini dilakukan untuk memastikan penerima benar-benar mengonsumsi bantuan tersebut.
“Setiap penerima manfaat wajib mengunggah foto saat makan telur pada grup WhatsApp,” timpal Dono.
Dengan adanya evaluasi ini, TPPS Kecamatan Cikalongwetan berharap pelaksanaan program Pelita Bening dapat semakin efektif dalam membantu penanggulangan stunting.
Jurnalis : DM62
Sumber : Liputan
Editor : Mitraenamdua.com